STP

PT Suri Tani Pemuka (STP) adalah anak perusahaan dari JAPFA. Mempunyai pabrik feed yang berlokasi di Sidoarjo, Banyuwangi, Cirebon, Lampung dan Medan. Selain itu ada beberapa bidang usaha lainnya, seperti Hatchery. Berlokasi di Singaraja, Banyuwangi, Cirata, Carita, Anyer, Indramayu.

Test

Read More..

Subianto Abet

Mental Baja, Pantang Menyerah adalah aturan hukum alam yang mengatur perilaku yang dapat membawa sukses dalam setiap segi kehidupan.
Kehidupan yang sukses sesungguhnya dijalani melalui pemahaman dan kesetiaan menelusuri liku-liku kehidupan kita sendiri.

Mental Baja, Pantang Menyerah bukanlah tentang tak mengenal ampun, tetapi suatu cara untuk memperoleh kebebasan dalam bertindak yang dibutuhkan untuk mencapai keefektifan dalam pelaksanaan tugas kehidupan kita sehari-hari.

Dengan keyakinan batin kita dan memahami diri kita sendiri maka kita dapat menemukan tentang bagaimana harus berperilaku. Kita perlu menemukan keberanian untuk melakukan apa yang harus dilakukan tanpa mempedulikan pendapat orang lain.

Keberhasilan dalam bekerja akan bisa dicapai bila mampu memahami dharma kita bagi pekerjaan itu. Sebuah kursi untuk dapat berguna harus memahami dharmanya dan harus rela diduduki oleh manusia. Sebatang pensil hanya berguna bilamana ia melaksanakan dharmanya sebagai pensil. Jika kursi itu menolak untuk diduduki dan pensil menolak untuk melaksanakan fungsi menulisnya, keduanya tidak akan banyak berguna.
Banyak yang mengatakan bahwa kita harus melakukan apa yang kita senangi, sehingga kita menjadi ahli dalam pekerjaan itu.
Dengan menyadari bahwa ada rencana Ilahi bagi kehidupan kita yang menanti untuk diungkapkan dalam jalur kehidupan , kita mungkin mulai menyelaraskan diri secara sadar dengan setiap peristiwa yang hadir dalam kehidupan kita. Maka perlakukan setiap peristiwa dengan kacamata seorang detektif dan mencoba menguak misteri nasib kita.

Tidaklah mungkin meraih kesempurnaan batiniah sejati bila kita menghindari jalur yang telah ditemukan, jalur untuk menyumbang kepada masyarakat sebagai individu. Maka dari itu setialah pada kehidupan dan pada hasrat kita sendiri.
Dharma seorang karyawan adalah mendukung atasannya dengan segenap hati. Jika tidak menyukai perusahaan tempat bekerja selama ini, tinggalkan saja. Kita tidak berhak untuk merusak moral perusahaan dan reputasinya dengan mengungkapkan ketidakpuasan secara terus menerus.

Sementara melaksanakan kewajiban, manfaatkanlah Mental Baja, Pantang Menyerah untuk mencari dalam pikiran dan jiwa ,pekerjaan apa yang akan memuaskan kita, baik secara rohani maupun materi. Kuncinya di sini adalah, “ketika melaksanakan kewajiban”, maka berikan semua kemampuan yang kita milik kepada pekerjaan kita. Dengan berbuat begitu, Anda akan merasa nyaman terhadap diri sendiri. Mungkin saja pekerjaan itu tidak penting, namun upaya dan dedikasi akan mengangkat dan memberikan kepuasan dan pada saatnya, dan kepuasan batin itu akan berfungsi sebagai jangkar untuk berprestasi yang lebih baik lagi.
Segala sesuatu yang pernah kita pelajari dari hidup ini tidaklah akan sia-sia, walaupun hanya sebuah tugas sederhana. Karena suatu hari kelak, saat kita menemukan pekerjaan yang diminati, saat itulah kita akan menyadari mengapa kita ditempatkan dalam rangkaian pekerjaan yang tidak berarti. Segala sesuatu pasti ada sebabnya, meski hal tersebut belum jelas.

Semua hal yang baik akan menghampiri bila kita berupaya dengan penuh kesabaran. Untuk itu bersabarlah dalam menyesuaikan arah hidup kita. Pepatah dari Cina menjelaskan tentang hal ini: “Tetesan air, pada saatnya, akan mampu membuat lubang pada batu.”

Kita akan berhasil sebagaimana adanya. Sukses datang dalam segala bentuk dan sosoknya. Kesuksesan dapat menghampiri semua orang yang paling positif maupun yang paling negatif.
Sering kita menuduh sumber kenegatifan kita sebagai penyebab kegagalan dalam pekerjaan kita. Padahal, sumber maslahanya bukan dari kenegatifan kita, melainkan kitalah yang menjatuhkan pilihan pada tugas yang tidak membawa inspirasi yang menimbulkan kenegatifan kita tersebut.
Yang terpenting adalah mencintai kenegatifan kita, bukan menghukumnya dan belajar untuk memanfaatkan itu.
Unsur yang jahat pada segenap kenegatifan bukan terletak pada emosi dan pikiran itu sendiri, namun pada penilaian terhadap emosi dan pikiran itu. sering penilaian tersebut datang dari diri kita sendiri yang berupa rasa bersalah, rasa malu, dan menyalahkan diri sendiri.
Jangan pusatkan perhatian hanya pada kenegatifan, akan tetapi pusatkan pada impian-impian kita, dan jangan sekali-kali membiarkan nyala api harapan padam. Harapan kita mungkin saja tidak realistis dan tidak rasional, tapi teruslah berharap. Jadikanlah harapan dan impian itu arah hidup kita , yang akan menuntun kita sepanjang jalan.

Mental Baja, Pantang Menyerah adalah dasar yang menopang dalam menanggung penghinaan karena kekalahan dan kritik, untuk kembali bangkit melawan dan melakukan apa yang benar dalam memenuhi panggilan takdir.
Tanpa kekuatan untuk bertahan dari krisis, kita tidak akan melihat peluang di balik semua itu. Justeru, di balik usaha bertahan itulah, peluang akan membuka dirinya sendiri.
Peluang selalu hadir dalam situasi yang ditandai krisis. Kita tidak boleh berkecil hati menghadapi krisis yang mendera kita, karena kalau kita berkecil hati maka kita akan dibutakan oleh emosi kita sendiri. Sebaliknya, bila kita mampu bertahan dari yang tak tertanggungkan dengan tenang, peluang mendapatkan alternatif yang lebih baik akan muncul ke permukaan dengan sendirinya.
Kekurangan-kekurangan dalam diri bergantung pada bagaimana cara menafsirkannya, dan dapat dengan mudah mengubahnya menjadi kelebihan seandainya memandang kekurangan itu dari segi positif. Namun, tak seorang pun mampu mengubah kekurangan-kekurangan dalam dirinya, kecuali sanggup bertahan dalam saat-saat yang penuh dengan keputusasaan dan lembaran hitam.

Situasi kehidupan kita yang negatif justru merupakan unsur terpenting bagi kita untuk memenuhi panggilan takdir yang telah ditentukan. Dengan memiliki daya tahan yang luar biasa untuk menjalani kepekatan malam, kita akan dapat menyaksikan cahaya kemenangan fajar yang merekah.

Menyelaraskan diri dengan Kehendak Tuhan Yang Maha Esa adalah faktor terpenting dalam mencapai sukses. Menemukan bagaimana cara untuk selalu selaras dengan Tuhan adalah kewajiban tertinggi manusia.

Untuk dapat berhasil dalam hidup, kita harus memiliki tujuan, kemauan, kegigihan dan kesabaran untuk menyelesaikan tugas
Read More..

Edi Purwowibowo

Buku ini dikarang oleh Chin-Ning Chu seorang ahli strategi bisnis China. Buku Thick Face, Black Heart adalah hukum rahasia alam yang mengatur perilaku sukses dalam setiap aspek dari kehidupan. Buku ini sangat realistis berdasarkan kehidupan kita sehari hari yang dia rangkum menjadi suatu strategi.

Buku ini merangkum kejadian-kejadian, dimana kita sering ingat dengan apa yang membuat kita merasa senang atau baik dan lupa apa yang membuat kita merasa besar. Memahami bagaimana mengatasi rasa sakit, keraguan, dan kegagalan merupakan aspek penting dari kemenangan di kehidupan ini.

Pada bab-bab awal Thick Face, Black Heart seolah olah diajarkan kekejaman yang destruktif dan benar benar kejam. Akan tetapi selanjutnya kita akan dijelaskan mengenai kekejaman yg tidak merusak (non-destruktif), sehingga kita mendapatkan energy untuk bertindak dan mencapai kesuksesan di dalam hidup dan ini sebenarnya merupakan tugas mulia (ingat Pendawa dan Kurawa).
Bahwa karakter kita bukan tumbuh dari sinar matahari atau mawar. Tetapi karakter kita itu terbentuk seperti baja yaitu ditempa dalam api diantara palu dan lantai.
    
Kesuksesan adalah salah satu hasil dari pengertian dan usaha pengejaran atas diri kita sendiri bukan pemberian dari orang lain.

Disini juga dirangkumkan kekuatan-kekuatan diri yang selama ini tidak kita sadari untuk mencapai kesuksesan. Misalkan mengabaikan kritik, ejekan, cemoohan untuk senjata kita mencapai sukses juga.

Kebijaksanaan spiritualitas adalah akar dari kehidupan kita. Kemampuan kita untuk menentukan hal baik dari yang jahat adalah penting. Bila kita telah berhasil menaklukkan diri sendiri, dunia akan berada di tangan kita.

Pelajaran selanjutnmya dari buku Thick Face, Black Heart Warrior adalah meningkatkan keberanian untuk melawan meskipun takut, untuk dapat melepaskan diri dari emosi yang berhubungan dengan kekalahan sehingga kita bisa merasa bebas.

Pada akhirnya kita dapat memadukan dunia spiritual dan material. Kita dapat mempersatukannya antara dunia spiritual dan dunia kejam yang seolah saling bertentangan menjadi alat yang penting untuk menaklukkan kehidupan kita sehari-hari.
Pelajaran dari buku ini adalah kita dapat membuat keputusan yang sangat handal, Pemimpin sejati, Pelaksanaan Eksekusi harus dilaksanakan jika sudah menjadi keputusan, Seolah tampak Lemah justru saat kita kuat atau sebaliknya, Menjadikan kekurangan kita itu senjata serta menjadikan kejadian kejadian di dunia ini menjadi perilaku kehidupan kita sehari-hari.

Terakhir selalu ditegaskan bahwa manusia ini hanya ciptaan Tuhan.
Ketika seseorang telah berlaku universal dan bertindak untuk kebaikan dan manfaat semua pihak, tidak melakukan pekerjaan hanya untuk mendapatkan pujian serta mampu berubah dalam setiap tindakannya maka Orang tersebut adalah Praktisi Mental Baja Pantang Menyerah (Thick Face, Black Heart)

Pendapat Pribadi:


Buku ini tidak mudah untuk langsung dimengerti karena merupakan terjemahan yang kadang kadang sulit di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, perlu pengulangan untuk mengerti isinya. Isinya sebenarnya sangat realistis di negara negera Asia, akan tetapi kurang di Negara barat. Satu kritikan, buku ini menjadi anti klimaks pada bab 16, mungkin bab ini adalah tambahan pada saat cetakan ulang. Sebaiknya bab 16 dimasukkan di antar bab-bab di dalamnya
Read More..

Budi Hermawan

Mental baja pantang menyerah melukiskan rahasia hukum alam yang mendominasi sikap/tingkah laku yang membawa sukses dalam setiap segi kehidupan.  Mental baja pantang menyerah tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi perlu ditempa.  Seperti baja, ia harus ditempa dalam bara api, diantara palu dan godam.

Mental baja pantang menyerah bagaikan Perisai (mental baja) untuk melindungi diri dari pendapat dan kritik negatif orang lain dan bagaikan Tombak (pantang menyerah) yang digunakan untuk perang dengan orang lain dan diri kita sendiri. Diperlukan latihan agar mampu menghadapi kritik, cemooh dan hinaan dari orang lain. Pada tingkat yang paling sederhana mental baja pantang menyerah tidak memiliki moral, semata-mata hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Pada tingkat ini tidak memiliki hati nurani dan benar-benar tidak mengenal ampun. Pada tingkat berikutnya ada pencarian jati diri yang merupakan proses spiritual dan pada tingkat terakhir akan  mampu menciptakan dasar pertemuan bagi kemuliaan dan rasa tak mengenal belas kasihan. Pada tingkat terakhir praktisi mental baja pantang menyerah tidak mudah terpengaruh,  yang berarti berani untuk melawan sekalipun takut, mampu memisahkan diri dari emosi. Ketika seseorang bertindak selaras dengan kehendak alam, segala tindakannya akan sesuai dengan kebaikan dan bermanfaat bagi semuanya. Dia tidak mementingkan diri sendiri dan tidak berambisi untuk disanjung dan memperoleh pengakuan dari orang lain.

Mental Baja Pantang  Menyerah (MBPM)
MBPM mengajarkan agar kita mengklaim kembali kondisi alami dan keberadaan kita , menemukan keyakinan batin sendiri, memahami diri sendiri, mematahkan belengu rasa takut, memahami illusi dan realita, menguasai antara kebajikan dan kepura-puraan,atasi rasa takut, tidak menghindari penderitaan dan tidak mengejar kesenangan semata, berani mempercayai diri sendiri, menyadari sifat alami mbpm dari sang pencipta.

Dasar dari MBPM adalah Dharma, sedangkan dharma artinya adalah bertindak menurut kewajiban seseorang. Dharma seorang dokter adalah memberikan pengobatan kepada siapapun, termasuk musuhnya. Kepatuhan pada dharma akan menjadi pelindung sekaligus penyelamat kita. Dimana ada dharma disitu ada kemenangan. Setiap orang hendaknya mencari apa dharma dia saat ini.

Kehidupan setiap orang sudah digariskan/ditakdirkan oleh Tuhan, namun tidak ada orang yang tahu bagaimana takdir dari tiap-tiap orang oleh sebab itu lakukan dharma setiap orang dengan sungguh-sungguh dan setia.
Kerjakan apa yang kita kerjakan saat ini dengan sekuat tenaga, pikiran dan kemampuan, maka kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan dan mendapat sukses , serta dapat menjadi batu loncatan untuk menguak takdir yang lebih besar.

Sukses datang dalam segala bentuk dan sosoknya. Kesuksesan dapat menghampiri semua orang yang paling positif, maupun yang paling negatif.  Kenegatifan dapat menjadi modal utama dalam pengembangan profesi anda. Jangan mencoba mengubah pendapat anda tentang diri anda sendiri. Penuhi persetujuan, kesepakatan yang vital, maka kita akan dikenal sebagai orang yang mampu memenuhi janji dan bisa dipercaya.
Tidak ada yang seratus persen buruk atau baik, bahkan tidak juga dengan mengulur waktu atau menundanya. Bila diterapkan dengan tepat, penundaan waktu justru bisa menjadi aset yang berharga. Jadilah negatif secara positif. Jangan pusatkan perhatian anda hanya pada kenegatifan, akan tetapi pusatkan pada impian-impian
anda dan jangan sekali-kali membiarkan nyala api harapan padam.

Dalam MBPM dijelaskan bahwa untuk pertumbuhan pribadi diperlukan semangat bertahan, sebab dengan bertahan seseorang dapat menjadi sungguh-sungguh hebat, Dia mengetahui bagaimana caranya menanggung penderitaan yang tak terperikan dan bagaimana menahan yang tak tertanggungkan. MBPM adalah dasar yang menunjang anda dalam menanggung penghinaan akibat kekalahan dan kritik untuk bangkit kembali melawan-
nya dan melakukan apa yang benar dalam memenuhi takdir anda. Tanpa kekuatan untuk bertahan dari krisis kita tidak akan melihat peluang dibalik semua itu.

Tujuan utama dari MBPM bukanlah uang, namun bagi kebanyakan orang uang merupakan bagian terpenting dari kehidupannya. Siapa saja yang ingin mencapai tujuannya atau menuntut bagian dari kemakmuran dunia harus siap berjuang untuk mendapatkan uang. Uang dan kekayaan diperoleh melalui hubungan dengan orang lain. Untuk meraih kemakmuran orang harus mau berupaya dan siap berkorban untuk mencapainya.
setiap orang memiliki sentuhan kecemerlangan, sanggup merampungkan sesuatu dengan caranya sendiri. Yang perlu kita tanamkan adalah bahwa uang bukan bagian dari siapa diri kita. Uang tidak dibawa pada saat lahir maupun pada saat kita meninggal. Nikmati saja uang kita, biarkan berfungsi dan dapat menyumbangkan sesuatu bagi kehidupan kita. Jangan biarkan uang mengambil alih seluruh kehidupan anda.

Dalam MBPM diajarkan tentang tipu muslihat tanpa kebohongan, yang dapat ditangkap dari pelajaran ini bahwa menipu disini bukan menipu secara mentah-mentah dan bertujuan untuk mencelakakan orang, tetapi lebih kearah taktik misal: bila seseorang sanggup dan kuat, maka ia harus menyamar sebagai orang yang tampaknya lemah dan tak berdaya.  Bila seseorang siap menyerang, maka dia harus menciptakan kesan bahwa dia
tidak akan menyerang.  Perbedaan antara penipu dan pengusasa adalah bahwa ada manfaat yang diberikan oleh pengusaha kepada pelanggannya, sedangkan penipu tidak memberikan manfaat apapun. Kunci untuk menjadikan diri anda penting adalah melayani sesama. Melalui pelayanan, kita akan meningkatkan nilai diri sendiri dimata orang lain.

Bekerja adalah salah satu dari ekspresi manusia. Dengan bekerja manusia dapat mengungkapkan keberadaan dirinya, memberi sumbangsih yang menguntungkan, baik bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Selain saling menguntungkan, dengan bekerja kita juga dapat membantu orang lain. Dengan bekerja orang dapat mengembangkan jiwanya. Melalui bekerja orang akan bertemu dengan orang lain, situasi dan kejadian-kejadian yang  mencerminkan kondisi jiwa orang itu sendiri. Melalui pekerjaan ada hal-hal yang dapat dipelajari, pekerjaan dapat menjadi guru yang bijaksana. Pekerjaan tidak membutuhkan manusia, tetapi manusialah yang membutuhkannya. Sekali lagi tidak ada seorangpun yang tahu takdirnya, temukan pekerjaan yang cocok dan lakukandengan sungguh-sungguh, siapa tahu itu adalah takdir yang diungkapkan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa selama orang masih mempunyai tubuh, dia akan selalu aktif bergerak yang berarti orang tidak akan mampu melarikan diri dari pekerjaan. Didalam melakukan pekerjaan jangan menunggu, belajarlah dari petani,saat menanam dan menuai tidak dapat menunggu, jika kita cenderung untuk menunda maka kita akan kehi-
langan momen dan pada akhirnya tidak menuai apapun.Rahasia karya besar dari W.A. Mozart adalah mengalir bersama rahmat dari Tuhan yang maha kuasa. Intuisi sangat dibutuhkan dalam pekerjaan. Orang yang berhasil menyelesaikan tugas yang luar biasa sangat mengandalakan kekuatan ini. Usahawan yang hebat, setelah meneliti data yang tersedia dihadapannya, pada akhirnya akan mengandalkan keberaniannya untuk meng
ambil keputusan. Bekerja dalam rachmad cahaya Tuhan, bagaikan matahari yang memberikan sinarnya untuk semua orang. Temukan irama kerja alami anda, jika irama kerja alami  yang paling produksitf malam hari, temukan pekerjaan yang membolehkan untuk dilakukan malam hari.Dalam bekerja jangan membatasi daya imajinasi , karena itu akan merendahkan martabat.

Ada tiga prinsip dalam bekerja:

1. ada tujuan yang dicapai.
2. dilakukan dengan gigih/ulet.
3. Sabar dalam melakukan dan menanti hasil pekerjaaan.

Memperlakukan pekerjaan sebagai pengorbanan sekaligus doa kepada Tuhan tidak mengurangi kompensasi. Sifat ini akanmengubah tugas yang umum menjadi sesuatu yang suci. Ia akan meningkatkan kinerja dan menuntun menuju kompensasi yang lebih besar. Menyelaraskan diri dengan kehendak Tuhan adalah faktor terpenting dalam mencapai sukses. Menemukan bagaimana cara untuk selalu selaras dengan Tuhan melalui meditasi adalah kewajiban tertinggi manusia.

Menang dengan cara mengalah artinya tidak selalu kemenangan diperoleh dengan perlawanan ada saat-saat mengalah. Bila seseorang kuat dan tegar, justru ia harus pandai-pandai menyamar agar terlihat lemah dan tidak berdaya. Suatu kenyataan bahwa betapapun kuat dan tegarnya seseorang, selalu ada yang lebih kuat dan tegar. Perlu ditanamkan kepekaan guna menyadari kapan seharusnya anda membalas dan kapan harus
mengalah dan bagaimana cara memulihkan kembali tenaga untuk mengatasi periode mengalah itu. Selama sikap mengalah dapat mencapai tujuan, ia lebih efektif ketimbang membalas. Menghadapi perang yang seharusnya tidak perlu dihadapi, saat menang, kita mengalami kekalahan. 

Kita harus membela apa yang menjadi hak kita, sebab tidak ada orang yang membelanya untuk kita. Sekalipun kita mempertahankan hak kita, masih banyak orang yang berusaha mengintimidasinya. Manusia tumbuh subur dalam persaingan dan aturan kompetisi menyatakan bahwa pemenang berhak memperoleh semuanya. Banyak orang yang curang dan suka memanfaatkan orang lain, Begitu melihat rasa takut dan sikap kita yang
takut-takut seketika itu juga kita menjadi sasarannya. Kita harus menyiagakan segenap indra dan karsa kita untuk membela kepentingan pribadi kita dan melawan mereka yang licik dan kejam. Praktisi MBPM menyadari bahwa mereka harus bersikap tegar terhadap sesama.

Dalam buku MBPM dikatakan bahwa untuk dapat berhasil  dalam hidup kita harus memiliki kemauan baja dan kegigihan dalam menyelesaikan tugas. Keberanian untuk menyelesaikan tugas dengan cepat dan mulus itulah naluri pembunuh, akar dari pantang menyerah.Tanamkan rasa cinta dalam diri anda, namun cerdiklah dan ungkapkanlah rasa belas kasihan anda dengan menahan diri dan sikap tak terpengaruh.

Setiap orang, dalam skala besar maupun kecil, adalah pemimpin. Ada yang punya jabatan resmi ada yang tidak dan mungkin hanya memimpin adik-adiknya atau teman sebayanya di arena bermain. Dalam buku Kung Ming's Art of War, Kung Ming adalah seorang pemimpin besar yang menunjukkan banyak persamaan dengan praktisi MBPM. Orang Cina jaman dulu selalu menempatkan nilai yang tinggi bagi mutu kehidupan rohani ma-
upun filsafat para pemimpinnya. Seorang yang berkemampuan tinggi namun sisi spiritualnya kurang mendalam tidak akan bermanfaat bagi organisasi, malah sebaliknyaia akan menjadi ancaman bagi dirinya sendiri dan orang lain.

kita tidak dapat meraih apa yang sudah kita miliki. Kita hanya perlu menghapus rintangan dan menemukan apa yang sudah menjadi milik kita tersebut.

Tujuh tahap pengungkapan diri:

1. Hasrat untuk berbuat benar
2.kebingungan dan hal-hal negatif. Kita dibingungkan oleh emosi tidak baik yang kita rasakan.
3.Perjuangan untuk menyerah
4.penerimaan terhadap kesempurnaan kita yang tidak sempurna
5.kemungkinan-kemungkinan baru
6.keselarasan batiniah
7.sikap tak terpengaruhterdapat tiga kualitas manusia
1) Tamas:lamban,terhambat, kebodohan didominasi ego, 
2) Rajas: Aktivitas, perjuangan dipengaruhi oleh ego. 
3)Sattva: Perluasan, kenikmatan, pengetahuan dan kebijakan atau kearifan.

Alam adalah perwujudan MBPM. Melalui perenungan akan kekuatan alami, orang akan meraih kondisi MBPM.

Unsur alam adalah:
- Air(lembut, pasrah, rendah hat dan kejam) 
- Api(berguna, kuat, ganas,membinasakan,memurnikan)
- Angin(tak berwujud, kuat dan ganas)
- Bumi(memberi, berkorban dan menopang)

Ego yang menyerupai Tuhan (absolut, akhir, meraksasa, dan spektakuler). Sekali saja ego ini memasuki kesadaran kita otomatis ia akan sanggup membinasakan kepicikan dan memperluas kesadaran. Kerendahan hati yang menyerupai Sang Pencipta. Ego ini adalh tujuan dari praktisi MBPM untuk mampu menyingkirkan pemikiran picik dan terus-menerus menguasai kerendahan hati dan kelemahan fisik atau moral yang utama.

Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, para hambanya tanpa buku pedoman, kita saja yang tidak tahu dimana harus menemukan dan bagaimana cara membacanya. Buku ini bersemayam dalam diri kita maupun diluar diri kita. Manusia masuk kedalam permasalahan yang besar untuk meraih pengetahuan tentang dunia materi dengan mencari dukungan dari luar. Ia tidak pernah mencoba mencari tahu yang ada dalam dirinya dan tidak menyadari kekuatan yang luar biasa yang tersembunyi didalam dirinya.

Didalam buku MBPM diajarkan tentang tujuh teknik pemusatan diri:


1.Praktikan kehadiran Sang Pencipta. 
2.Prana Yama, seni pernafasan.  
3.Memanggil musik batiniah. 
4.Membuka kunci visi batin. 
5.Merenungkan ruang terbuka nan luas. 
6.Merasakan kenikmatan yang membahagiakan. 
7.Mendapatkan kegembiraan melalui kenikmatan makan.
 
Dua roda untuk menuju MBPM adalah pengetahuan dan pengalaman dari peristiwa-peristiwa rohani yang digabungkan dengan kesadaran akan pengetahuan praktis tetntang kelangsungan hidup.

Ada kalanya kita tidak dapat berjuang sendiri dengan apa yang ada pada kita. Untuk mengatasi hal yang demikian perlu memanfaatkan orang yang lebih kuat, lebih berkuasa dan berwibawa dengan jalan menjadikannya sahabat. Jika tidak dapat bersahabat, maka kita harus dapat menciptakan ilusi persahabatan dengan cara sedekat mungkin mengikuti langkah orang yang kuat tersebut didepannya dan membual tentang persahabatan yang erat.  Ilustrasi diatas digambarkan oleh rubah yang memanfaatkan kewibawaan harimau, dimana rubah adalah makluk yang cerdas, tetapi memiliki kekurangan fisik, sehingga kurang beruntung. Dengan menjadikan Harimau sebagai sahabat, atau membual tentang persahabatannya dengan harimau saja sudah cukup menja-
min kelangsungan hidup rubah dihutan rimba.  Ada pepatah yang mengatakan sebelum memukul anjing kenali dulu pemiliknya.  Perlu mengenali pemiliknya agar tidak menjadi bumerang dikemudian hari, jadi sebelum bertindak atau melakukan tindakan  tentang suatu hal kenali siapa yang ada dibelakangnya atau yang terlibat. 
Galang kekuatan-kekuatan kecil. Melipat gandakan kekuatan kecil akan menjadi kekuatan yang besar.

Seekor ikan Piranha tidak berdampak apa-apa, namun jika jumlahnya ratusan, pasti dapat mengalahkan Hiu. Sekali lagi tipu muslihat sangat penting, ketika kita kuat jangan perlihatkan kekuatan kita. Ketika siap menyerang jangan timbulkan kesan seolah-olah akan menyerang. Kita dapat membonceng orang lain atau hal lain
untuk meraih sukses diri sendiri. Untuk memenangkan lawan, kenali diri kita dan kenali lawan kita, kemudian serang titik lemah lawan. Apa yang tampak sebagai sumber tenaga seseorang, seringkali juga merupakan titik kelemahannya. Jika perusahaan masih kecil dan ingin menandingi yang besar , langkah pertama sebelum mengajukan tantangan adalah dijalur mana perusahaan akan lari. Bertahan dengan jalan mundur selangkah. Jika perusahaan masih kecil tetapi sudah menghadapi persaingan bertubi-tubi, cari jalan keluar untuk berupaya seminimal mungkin namun mampu meraih hasil dua kali lipat.

Sukses dalam kehidupan ini seringkali tercipta berkat tumpukan kemenangan kecil yang akhirnya menjadi kubu pertahanan yang kokoh. Dan kegagalan seringkali disebabkan oleh luputnya perhatian pada peristiwa-peristiwa yang tidak berarti. Untuk itu harus tetap waspada terhadap hal-hal yang terkecil sekalipun. Jika kita berhubungan dengan orang yang tidak mengerti jangan berusaha untuk meyakinkan apapun kepada mereka. Lebih baik melompat keatas, raih dukungan dari orang yang sudah memiliki kuasa dan bersekutulah dengan mereka yang berkuasa dan bijak.

Realita yang berubah. Ketika merasa batin kita kecil, maka lawan akan terlihat besar. Ketika merasa batin bertambah besar lawan kita tampak kecil, "ikan-ikan Hiu" yang dulu tampak berkuasa pada kenyataannya mereka bukan ikan hiu yang sesungguhnya, tapi hanya ikan biasa berukuran normal yang sering mengacau di air.

Merubah dari korban menjadi pemenang. Apa yang harus dilakukan dari korban menjadi pemenang adalah kita tidak perlu memikirkan terus kejadian yang sudah terjadi, pisahkan antara diri saya, emosi dan kejadian lalu kendalikan apa yang sebenarnya ingin dirasakan dalam batin ini. Berjuang terus, perhatikan dan fokus pada tujuan utama. 
Read More..

Yuti Surya

Mental Baja Pantang Menyerah  pada intinya  merupakan  kesetiaan  terhadap hukum alam  dalam menghadapi keseharian, yang mengisi penuh potensi tertinggi kita, baik didalam maupun disekeliling kita dan mampu menuntun kita
ke pengungkapan nasib secara layak.

Nasib yang layak,  biasanya diartikan  sebagai  kehidupan yang sukses,  padahal sesungguhnya  yang menjadi ukuran sukses dalam Mental Baja Pantang Menyerah  adalah  bagaimana  kita bisa menjalani kehidupan  melalui pemahaman dan kesetiaan menelusuri liku-2 hidup itu sendiri, bukan mengejar mimpi-2 atau memenuhi harapan-2 orang lain.
Pemahaman dan kesetiaan menelusuri liku-2 hidup ini penting untuk memenangkan permainan hidup.

Mental Baja Pantang Menyerah  bukan mengenai ketrampilan khusus,  bukan pula sesuatu  yang  dihadiahkan secara gratis dari orang.   Ia sebenarnya sudah bersemayam didalam diri kita sendiri, berupa tenaga dalam dan kondisi alam dari keberadaan kita , dimana kegembiraan, kejernihan jiwa, keberanian, belas kasih merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri kita.

Ia adalah kondisi batiniah yang akan menuntun agar kita tetap efektif dalam tindakan dan memimpin kita mencapai hasil
yang kita inginkan.

Orang yang mempraktikkan Mental Baja Pantang Menyerah  adalah orang yang mampu  mengerahkan  seluruh kemampuannya,  mengesampingkan keragu-2an terhadap diri sendiri,  melepaskan belenggu dan mengatasi rasa takut, menolak  untuk menerima pembatasan-2  yang dipaksakan  dari  orang lain  atau  terhadap  diri  sendiri,  mengabaikan kritikan, cemoohan, hinaan, bersikap apa adanya, tidak pura-2, terus terang sambil tetap tenang, tidak mudah terpengaruh, memerangi unsur-2 jahat, baik dari luar diri kita maupun dari dalam diri kita dan tetap mempertahankan jangan sampai kehilangan arah untuk melaksanakan tugas yang telah diyakininya.

Karena itu, Mental Baja Pantang Menyerah berorientasi pada proses, bukan hasil akhirnya. Hasil akhir akan terkuak dengan sendirinya dengan campur tangan Sang Pencipta, utamanya, juga bisa dengan adanya faktor  penguasaan  atas  pengetahuan,  pendidikan,  kehidupan sosial,  lingkungan, faktor  keberuntungan,  dll  sesuai 
kemampuan kita menyerap pemahaman tentang diri sendiri dan tentang kehidupan itu sendiri.

Materi dan uang, bukan proses, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa uang berkaitan erat dng. penilaian akan kesanggupan kita mengatasi permainan hidup ini dan mengungkapkan anugerah yang telah disediakan Sang Pencipta. Namun  pada praktisi  Mental Baja Pantang Menyerah,  kemenangan tidak terletak pada materi dan uang,  tapi terletak  pada ketabahan kita dalam menapaki hidup dan memperbaiki hidup.

Praktisi Mental Baja Pantang Menyerah  pada tingkat paling kasar  tidak memiliki  kandungan moral,  dan  rasa kasihan sama sekali,  bahkan semata-2 sebagai alat untuk memenuhi kepentingan pribadi, untuk meraih kemenangan, sepanjang bisa diraih dengan mengorbankan orang lain (menghalalkan segala cara).

Mental Baja Pantang Menyerah bersifat ksatria, berada diluar kemampuan manusia, maka semua tindakan yg dilakukan akan sesuai dengan kebaikan dan bermanfaat bagi semua,  tidak hanya mementingkan diri sendiri  dan ambisius  untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain semata-2.

Karena itu Mental Baja Pantang Menyerah dapat diterapkan untuk setiap upaya dan dapat dimanfaatkan untuk maksud-2 baik maupun maksud-2 tidak baik.

Meraih kondisi  Mental Baja Pantang Menyerah  bersifat ksatria,  pertama-2 berarti  harus mengakui kembali jati
alami diri kita sendiri.

Jati diri seharusnya tercermin dalam dharma kita, yaitu dengan jujur melakukan kewajiban dan  tindakan menerima  dan melaksanakannya sebaik mungkin, sekuat kemampuan kita, dan sesuai peran/pekerjaan kita dalam kehidupan sehari-2,
baik dharma sebagai anak, dharma sebagai orang tua, dharma sebagai karyawan, dharma sebagai pengusaha, dharma sebagai orang yang berhutang,  atau orang yang berpiutang, dharma sebagai seorang dokter, dharma sebagai seorang pemimpin ditingkat RT/RW, pimpinan persh, dharma sebagai guru, atau dharma dalam bentuk apapun kita.
Dilaksanakannya dharma dengan kerja keras, penuh dedikasi dan pengabdian, setia, dan perbaikan yang terus-menerus akan menjadi dasar yang kuat bagi Mental Baja Pantang Menyerah.

Dharma juga perlu dukungan, baik dukungan dari diri sendiri maupun dukungan dari luar diri sendiri.  Semuanya akan saling melengkapi untuk menghadapi dunia yang keras, kejam, kompetitif demi memenangkan permainan hidup. Pada praktiknya,  mau dilakukan dengan upaya sendiri, atau dengan dukungan, biarkan segalanya berjalan apa adanya dan menemukan takdirnya secara alami.

Melalui pekerjaan, kita dapat menyumbangkan keuntungan/manfaat bagi orang lain, disamping kita sendiri dapat mengungkapkan kualitas diri sendiri, bisa belajar banyak hal, menambah pengetahuan, merealisasikan bakat-2 kita dan menjadikan kita bijaksana dalam menghadapi permasalahan-2 hidup.

Pekerjaan juga perlu pengorbanan, perjuangan, kegigihan, kesabaran, dan doa kepada Sang Pencipta. Dengan kata lain, dalam bekerja, semangat Mental Baja Pantang Menyerah dapat terwujud.

Sukses tidak mengenal rumus,  bisa hinggap pada orang yang sudah perupaya keras,  namun juga bisa hinggap pada orang yang berupaya sedikit saja, dapat dikatakan juga, bahwa sukses dapat menghampiri orang yang memproyeksikan tingkah laku positif maupun negatif sekalipun.

Kenegatifan ini timbul karena kita memang diciptakan sebagai makluk yang tidak sempurna, dan ada orang-2 yg karena bawaannya memang  tidak bisa mengendalikan /memanage  kenegatifan pada dirinya  dan bahkan telah menjadi bagian 
dari irama kehidupannya.

Apapun kita, sekalipun kita menganggap bahwa diri kita  penuh dengan  nilai-2 negatif, tampillah apa adanya, jujur, tidak dibuat-2,  pusatkan perhatian pada Sang Pencipta,  biarkan masalah mengalir alami  menemukan caranya sendiri untuk
menyelesaikannya.

Bahkan kenegatifan bisa menjadi kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, dan bisa menjadi aset yang paling kuat dalam
pengembangan profesi dan pribadi kita.

Maka temukan energi Mental Baja Pantang Menyerah dalam dunia penuh kenegatifan! Begitu kira-2 ajakan penulis.

Bagian dari Mental Baja Pantang Menyerah adalah "mengesampingkan  keragu-2an terhadap diri sendiri,  melepaskan belenggu dan mengatasi rasa takut,  menolak  untuk menerima pembatasan-2 yang dipaksakan dari orang lain  atau terhadap diri sendiri,  mengabaikan kritikan,  cemoohan, hinaan". Untuk itu diperlukan kesanggupan untuk bertahan.

Dengan memahami kesulitan,  memprediksi resiko,  mentoleransi siksaan, bertahan dengan daya tahan, yg merupakan kesanggupan  memikul beban,  menanggung penderitaan,  dengan tidak perlu menaklukkan orang lain,  juga tidak perlu bantuan orang lain, membuat kita menjadi tegar dalam menjalani hidup ini.

Kita menyadari bahwa  kita harus  bersikap tegar,  dengan cara mendisiplinkan  jalan pikiran  dan  tindakan kita, baik pada saat kita sedang berupaya keras,  sedang bersantai  atau  pada saat memasrahkan diri sekalipun  dan  tetap fokus pada apa yang ingin kita capai, selalu waspada, dengan menyiagakan segenap indera kita, karena  kita  tidak pernah mampu  menghentikan/mengendalikan orang lain  yang memanfaatkan kita  dengan licik  dan kejam untuk kepentingan-2 tidak baik.

Untuk itu, menguasai seni bela diri juga perlu, untuk melindungi kepentingan pribadi kita.

Disisi lain,  kita juga  kerap memanfaatkan orang lain  guna mencapai tujuan kita,  terutamanya untuk mendapat keuntungan yang mendukung kelangsungan hidup.

Dalam Mental Baja Pantang Menyerah ksatria, memanfaatkan orang lain adalah sah-2 saja, sepanjang kita melakukannya sejak awal kita bangun dengan nilai-2 yang masih dalam koridor kewajaran, tidak didasari oleh ambisius berlebihan, kesombongan,  keangkuhan,  ketamakan,  iri,  dengki dan yang penting bahwa kita juga berarti melayani orang lain agar diri kita bermanfaat bagi orang lain dan orang yang kita manfaatkan juga mendapat imbalan/keuntungannya.

Ada juga untuk mencapai apa yang kita inginkan, kita menggunaksan strategi yang dinamakan "pura-2 bodoh". Kapan kita perlu mengalah, memulihkan kembali tenaga kita untuk mengatasi periode mengalah, membangun kepekaan kapan seharusnya kita harus melawan,  atau bahkan kita menetapkan  untuk  tidak  membalasnya  sama sekali,  untuk kemudian  mengatasi penghinaannya  dan menerima kekalahan  dengan lapang dada,  tulus dan iklas  dan menemukan nilai-2 positif dalam bentuk lain dibalik kekalahan itu sendiri.

Ada cara lain  untuk mencapai apa yang kita inginkan,  dengan melaksanakan tugas  dengan cepat  dan mulus, dengan  menggunakan anugerah  yang sudah diberikan  Sang Pencipta  pada setiap orang,  yang oleh penulis  disebut "naluri pembunuh" , yaitu

Suatu kekuatan,  kondisi batiniah  yang menuntun orang  untuk segera menyelesaikan tugasnya  dengan cepat,  tepat, mulus (=keberanian) dan sekaligus mengontrolnya untuk mencapai tujuan.

Naluri ini tidak dapat diprediksi,  direncanakan,  tidak bisa juga dinalar. Datang begitu saja dan membawa kita ke suatu tindakan menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan mulus.

Sama halnya dengan intuisi,  yang tidak dapat dinalar juga,  naluri ini dan keberanian yang kita miliki  juga  bisa dipakai untuk mencapai tujuan.

Mempraktikkan Mental Baja Pantang Menyerah, tidak semata-2 untuk tujuan-2 yang bersifat duniawi belaka. Justru yang melandasi  Mental Baja Pantang Menyerah yang bersifat ksatria  adalah  nilai-2 spiritual,  hubungan dengan Sang Pencipta, disamping pengetahuan yang kita miliki.

Pengetahuan dan pengalaman dari peristiwa-2 rohani yang digabungkan  dengan  kesadaran  akan  pengetahuan praktis mengenai kelangsungan hidup. Nilai-2 spritual bermanfaat bagi kehidupan kerohanian kita maupun untuk mengatasi hal-2 yang sifatnya duniawi.  Ini  akan  membantu kita  untuk memperhalus/mempertajam pikiran kita  dan membuat  kita siap untuk  mencapai  tujuan,   meningkatkan  kemampuan  untuk  memusatkan  perhatian,  membuat  kita  waspada  pada pertimbangan  dan  pengaruh  dari luar,  ia juga  menganugerahkan  kekuatan  penuh  kasih sayang,  selain rasa penuh kedekatan kepada Sang Pencipta.

Dengan kata lain, Mental Baja Pantang Menyerah yg dipraktikkan secara benar, tidak ada unsur kekejaman, ketamakan, kesombongan, dan sifat-2 lain yang merugikan orang lain dan membawa unsur pengrusakan/destruktif.
Mental Baja Pantang Menyerah yang dipraktikkan  dengan benar  justru kita diajak bersama-2  membangun  diri sendiri, orang lain, juga membangun lingkungan sehingga mencapai keseimbangan yang membuat kita nyaman, tentram, damai,
bahagia.

Menerapkan Mental Baja Pantang Menyerah, tidak ubahnya bahwa kita telah menerapkan Kepemimpinan Mental Baja Pantang Menyerah untuk diri kita sendiri,  karena Mental Baja Pantang Menyerah  mencakup bagaimana kita dapat memanage batin kita, pengetahuan kita, spiritual kita, hubungan kita dengan Sang Pencipta dan  mengkombinasikannya satu sama lain/memadukannya satu sama lain, yg disadari atau tidak, akan membentuk suatu formula untuk  menapaki jalan kehidupan ini guna mencapai tujuannya.

Kita yang ada pada posisi sebagai orang yang kecil/lemah, tidak berarti kita harus kalah dalam permainan hidup ini. Dalam praktik  Mental Baja Pantang Menyerah, meskipun kita orang kecil/lemah, kita dapat mengupayakan untuk dapat menggalang kekuatan-2 kecil dan menggabungkannya menjadi kekuatan yang besar, atau kita perlu mengalah terlebih dulu atau bahkan mengambil jalan mundur selangkah untuk kemudian menyusun strategi baru, kita dapat memutuskan secara efektif berdasarkan keadaan, dgn membiarkan diri kita menyelaraskan dengan situasi dan kemudian bereaksi
atau memutuskan  tidak bereaksi dulu. Kadang sukses dalam hidup ini berasal dari  kemenangan yang kecil-2,  kadang kita perlu memutuskan meraih dukungan dari orang yang lebih mempunyai kuasa dan bijak, dari pada mencari dukungan orang biasa-2 supaya kita lebih efektif mengunakan energi kita.

Bagaimananpun juga, Mental Baja Pantang Menyerah adalah produk dari Sang Pencipta, tanpa restuNya, Mental Baja Pantang Menyerah bukanlah apa-2.




Read More..

Khusnut Taufiq

1. Intisari Mental Baja, Pantang Menyerah

• Mental Baja, Pantang Menyerah adalah aturan hukum alam yang mengatur perilaku yang dapat membawa sukses dalam setiap segi kehidupan.

• Sering kita mudah terpengaruh pada apa yang dapat membuat kita bahagia hingga kita lupa pada apa yang telah menjadikan diri kita hebat.


• Karakter tidak tercipta dari sinar matahari atau bunga mawar. Seperti baja, ia harus ditempa dalam bara api, di antara palu dan godam.

• Kehidupan yang sukses sesungguhnya dijalani melalui pemahaman dan kesetiaan menelusuri liku-liku kehidupan kita sendiri, bukan dari pengejaran mimpi-mimpi atau harapan-harapan orang lain.

• Mental Baja, Pantang Menyerah bukanlah tentang tak mengenal ampun, kita akan memahami semua itu dengan mengadopsi dan mengadaptasi rasa tak mengenal ampun yang tidak menghancurkan, Kita akan memperoleh kebebesan dalam bertindak yang dibutuhkan untuk mencapai keefektifan dalam pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari.

• Dengan selalu berhubungan dengan kekuatan ini di dalam diri kita, Kita akan memperoleh kejelasan dan fokus yang tak tergoyahkan yang akan membantu kita menemukan dan mencapai apa yang kita inginkan dalam suratan takdir.

• Mental Baja-Perisai: untuk melindungi diri dari pendapat dan kritik negatif orang lain.

• Orang yang bermental baja mampu menyingkirkan keraguan diri. Ia menolak mengakui batasan-batasan yang dicoba diterapkan oleh orang lain kepada dir

• Pantang Menyerah tak mengenal belas kasihan, akan tetapi tidak perlu kejam.

• Orang yang berpantang menyerah, memiliki pandangan sempit t
entang kasih sayang. Ia memfokuskan perhatiannya pada apa yang menjadi sasarannya dan mengesampingkan apa pun akibatnya. Orang yang berpantang menyerah berani menghadapi kegagalan.

• Praktisi Mental Baja, Pantang Menyerah harus melatih kemampuannya untuk mengesampingkan kritik, cemoohan, dan hinaan dari orang lain, dan dalam waktu yang bersamaan melaksanakan kewajiban yang menurutnya sesuai.

• Mental Baja, Pantang Menyerah pada tingkat yang paling sederhana tidak memiliki moral. Semata-mata hanya bertujuan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

• Kebajikan batiniah adalah akar dari kehidupan dunia ini.

• Puncak keberanian dari seorang Kesatria Mental Baja, Pantang Menyerah adalah sifat tidak mudah terpengaruh.

• Ketika seseorang bertindak selaras dengan Kehendak Alam, segala tindakannya akan sesuai dengan kebaikan dan bermanfaat bagi semuanya. kita tidak mementingkan diri sendiri dan tidak berambisi untuk disanjung dan memperolah pengakuan dari orang lain.


2. Persiapan Bagi Mental Baja, Pantang Menyerah : Prinsip Yang Terlupakan


• Mental Baja, Pantang Menyerah adalah kondisi alami dari keberadaan kita.

• Temukan Keyakinan Batin kita Sendiri. Ada saatnya untuk menerima tamparan orang, namun ada saatnya pula kita membalasnya dua kali lebih keras.

• Pelaku Mental Baja, Pantang Menyerah adalah seseorang yang ber-Mental Baja, ber-Pantang Menyerah di dalam batinnya namun penampilan luarnya tampak menguasai dan tunduk pada keadaan yang dibutuhkan saat itu.

• Pahamilah Diri kita Sendiri. Untuk menemukan standar yang sebenarnya tentang bagaimana kita harus berperilaku, kita perlu menemukan keberanian untuk melakukan apa yang harus dilakukan tanpa mempedulikan pendapat orang lain.

• Pengamatan diri adalah Inti bagi Pengembangan Diri. Pertama, kita harus mengerti motivasi dari tindakan Kita untuk memahami orang lain.

• Pemahaman diri adalah pedoman yang dapat lebih diandalkan tentang bagaimana seharusnya bersikap, daripada kepatuhan terhadap ukuran yang dipaksakan secara sewenang-wenang.

• Patahkan Belenggu Rasa Takut terhadap Kesuksesan dan Kegagalan. Sukses identik dengan perubahan dan risiko kegagalan.

• Pahami sifat Alamia dari Ilusi dan Realita. Dalam kehidupan kita sehari-hari secara tetap kita berupaya untuk membetulkan realita kehidupan kita.

• Kuasai Perbedaan antara Kebajikan dan Kepura-puraan. Keterbatasan kebajikan menusia yang membimbing konsep kita tentang kebajikan kerap kali dapat menjadi kekuatan yang memaksa kita untuk berbuat jahat.

• Atasi Rasa Takut. Rasa takut bagi jiwa manusia seperti setetes racun yang diteteskan dalam sebuah sumber mata air.

• Segalanya di muka bumi ini memiliki fungsinya masing-masing: Jika kita memahami tujuan diciptakannya rasa takut, mungkin kita akan menggunakan emosi dari rasa takut tersebut untuk dimanfaatkan dalam kehidupan kita daripada memperkuat rasa takut tersebut yang dapat mempercepat kehancuran diri sendiri.

• Rasa takut tidak sedemikian menakutkan jika kita menatapnya langsung ke matanya.

• Jika kita tidak berkepentingan pada suatu hasil dari suatu kedaan, kita tidak perlu merasa takut. Apa pun hasilnya nanti, pasti akan terjadi, tidak peduli kita takut atau tidak.

• Jangan hiraukan rasa takut kita. Tamu yang tak diacuhkan kadang akan menyelinap pergi tanpa permisi.

• Sekalipun takut, kerjakan apa yang seharusnya kita kerjakan.

• Berlayarlah melampaui Upaya untuk Menghindari Penderitaan dan Mengejar Kesenangan.

• Gapailah Keberanian untuk Mempercayai Diri kita Sendiri.

• Sadarilah sifat Alami Mental Baja, Pantang Menyerah dari Sang Pencipta.


3. Dharma: Pohon Pemenuhan Permohonan

• Dharma adalah pemahaman bagi tindakan yang sesuai dalam situasi tertentu. Artinya, “bertindak menurut kewajiban seseorang.”

• Dharma adalah hukum alam yang menuntun kita untuk mengenali peran kita masing-masing setiap saat dalam kehidupan kita.

• Dharma adalah dasar dari Mental Baja, Pantang Menyerah.

• Karunia Dharma bekerja dengan cara yang peka dan misterius sepanjang hayat kita.

• Di mana ada Dharma, di situ ada kemenangan.

• Apa pun jenis pekerjaan kita, kita akan berhasil bila kita mampu untuk menentukan Dharma kita bagi pekerjaan itu.

• Bagi individu yang religius, jalur kerohaniannya bagaikan meniti sebilah pisau silet : sebuah pengejaran yang gigih menuju kesempurnaan diri.


4. Dharma dan Takdir


• Sesuai dengan kehidupan kita, kewajiban kita telah digariskan; ikuti saja dan keinginan kita akan terwujud dengan sendirinya.

• Banyak guru yang mengajarkan bahwa kita harus melakukan apa yang kita senangi, dan kita pun akan menjadi ahli dalam pekerjaan itu.

• Dengan menyadari bahwa ada rencana Ilahi bagi kehidupan kita yang menanti untuk diungkapkan dalam jalur kehidupan itu sendiri, kita mungkin akan mulai menyelaraskan diri secara sadar dengan setiap peristiwa yang akan hadir dalam kehidupan profesional dan pribadi kita.

• Mustahil untuk meraih kesempurnaan batiniah sejati bila kita menghindari jalur yang telah ditemukan.

• Upaya manusia untuk membentuk hasil dari situasi tertentu tidak ada artinya sama sekali bila dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan Surga. Bila segala sesuatu tidak terjadi seperti yang diharapkan sebelumnya, mungkin saja itu adalah suatu hikmah. Pahamilah kearifan dari Dharma tentang sikap pasrah dan menyerah.

• Mungkin saja upaya sendiri yang menggabungkan hasrat dan kesanggupan manusia merupakan bagian dari takdir, dan takdir tidak dapat menguak dengan sendirinya. Karena itu, takdir dan upaya sendiri merupakan dua roda dari gerobak yang sama.

• Setialah pada kehidupan kita, pada hasrat kita sendiri.

• Dharma seorang karyawan adalah mendukung atasannya dengan segenap hati. Jika kita tidak menyukai perusahaan tempat kita bekerja selama ini, tinggalkan saja. Kita tidak memiliki kebebasan untuk merusak moral perusahaan dan reputasinya lewat ekspresi ketidakpuasan kita secara terus menerus.

• Dengan hidup menurut rahmat dan bimbingan Dharma, kehidupan itu sendiri akan menjadi pohon pengabul permohonan.


5. Menang Dengan Pemikiran Negatif

• Kita akan berhasil sebagaimana adanya kita.

• Sukses datang dalam segala bentuk dan sosoknya.

• Jika kita meluangkan cukup waktu untuk merenungkan kenegatifan kita, mungkin saja kita akan menemukan bahwa pada kenyataannya hal itulah yang menjadi modal utama dalam pengembangan profesi kita.

• Jangan mencoba mengubah pendapat kita tentang diri kita sendiri.

• Kenegatifan kita tidak memiliki kekuatan sedemikian kuat seperti yang dinyatakan oleh imajinasi kita.

• Standar penilaian sifat-sifat negatif dimanipulasi oleh kaum manusia yang palsu sifatnya dan tidak terukir di atas batu.

• Tidak ada salahnya melanggar peraturan yang telah kita ciptakan sendiri. Karena kita yang merintis peraturan tersebut, maka kita pula yang akan mampu untuk tidak lagi merintisnya atau menciptakan yang lain lagi besok.

• Unsur kejahatan bukan semata-mata terletak pada pelanggaran peraturan tadi, akan tetapi lebih pada rasa malu dan rasa bersalah yang membuat kita menilai diri sendiri “tidak berharga.”

• Dengan membuat dan memenuhi sejumlah kecil persetujuan atau kesepakatan yang vital, kita akan dikenal sebagai orang yang mampu memenuhi janji dan bisa dipercaya.

• Tidak ada yang seratus persen buruk atau baik, bahkan tidak juga dengan mengulur waktu atau menundanya. Bila diterapkan dengan tepat, penundaan waktu justeru bisa menjadi aset yang berharga.

• Konsistensi tidak selalu baik, kecuali kita adalah akuntan.

• Bagi sejumlah orang, masa tidak aktif dan beristirahat adalah proses inti untuk menghasilkan energi positif yang tinggi.

• Sering kita menuduh sumber kenegatifan kita sebagai penyebab kegagalan dalam pekerjaan kita. Padahal, sumber dari masalah kita bukan dari kenegatifan kita, melainkan kitalah yang menjatuhkan pilihan pada tugas yang tidak membawa inspirasi yang menimbulkan kenegatifan kita tersebut.

• Yang terpenting adalah mencintai kenegatifan kita, bukan menghukumnya dan belajar untuk memanfaatkan itu untuk mempertinggi martabat kita.

• Unsur yang jahat pada segenap kenegatifan bukan terletak pada emosi dan pikiran itu sendiri, namun pada penilaian terhadap emosi dan pikiran itu. sering penilaian tersebut datang dari diri kita sendiri yang berupa rasa bersalah, rasa malu, dan menyalahkan diri sendiri.

• Kumpulkan semua kenegatifan kita tanpa berniat untuk memperbaikinya dan tanpa penilaian. Sementara kita hidup dan bekerja sama dengan kenegatifan, akuilah bahwa kenegatifan inilah yang menjadikan kita lain dari yang lain. Jaadilah negatif secara positif.

• Jangan pusatkan perhatian kita hanya pada kenegatifan, akan tetapi pusatkan pada impian-impian kita, dan jangan sekali-kali membiarkan nyala api harapan padam.


6. Keajaiban Kekuatan Dari Daya Tahan

• Semangat bertahan adalah sifat yang diharuskan dalam penjelajahan pertumbuhan pribadi.

• Meski seseorang telah ditakdirkan untuk mencapai prestasi besar dalam kehidupannya, persiapan untuk mencapainya bisa jadi sangat sukar.

• Kekalahan adalah ibu dari kesuksesan.

• Bertahan dengan daya tahan-memahami kesulitan, bertahan dari kesukaran, memprediksi risiko, dan mentoleransi siksaan, semua itu memastikan kemasyhuran dan sukses bagi orang seperti itu.

• Apa yang menjadikan seseorang benar-benar hebat adalah mengetahui bagaimana cara menanggung penderitaan. Semua orang pasti tahu bagaimana bisa tumbuh subur dalam saat-saat yang menjanjikan. Justeru, masa ujian itulah yang dapat membedakan mana orang yang benar-benar berisi dan mana orang-orang yang yang hanya memiliki citra.

• Melalui cobaan dan penderitaan, seseorang bertahan dengan memikul bebannya. Jadi, semangat manusia mengalahkan dirinya sendiri.

• Mental Baja, Pantang Menyerah adalah dasar yang menopang kita menanggung penghinaan karena kekalahan dan kritik, untuk bangkit melawan dan melakukan apa yang benar dalam memenuhi panggilan takdir kita.

• Tanpa kekuatan untuk bertahan dari krisis, kita tidak akan melihat peluang di balik semua itu. Justeru, di balik usaha bertahan itulah, peluang akan membuka dirinya sendiri.

• Peluang selalu hadir dalam situasi yang ditandai krisis, jika kita sampai berkecil hati menghadapi krisis yang mendera kita, kita akan dibutakan oleh emosi kita sendiri. Sebaliknya, bila kita mampu bertahan dari yang tak tertanggungkan dengan tenang, peluang mendapatkan alternatif yang lebih baik akan muncul ke permukaan dengan sendirinya.

• Berenang mengikuti arus bukan berarti berhenti berupaya, namun menerima kenyataan. Menyadari kapan saatnya bertindak dan kapan saatnya hanya duduk-duduk menunggu hasil.

• Bila Anda tenggelam karena berdiam diri, kita tengah mengumpulkan dan menyirami batin kita. Dengan berbuat begitu, tanpa kecemasan dan tanpa sikap terpengaruh kita akan sanggup memusatkan perhatian pada diri sendiri dan kemudian akan berhasil menciptakan tenaga momentum yang sangat kuat dan kejernihan pandangan yang tak tergoyahkan.

• Jalani kehidupan kita seakan-akan itu kehidupan orang lain. kita akan merasakan kebebasan dan kelegaan yang luar biasa. Perubahan dalam tingkah laku akan terjadi.

• Kekurangan-kekurangan dalam diri bergantung pada bagaimana kita menafsirkannya ; Kita dapat dengan mudah mengubahnya menjadi kelebihan seandainya kita mulai memandang kekurangan itu dari segi positif. Namun, tak seorang pun mampu mengubah kekurangan-kekurangan dalam diriinya, kecuali ia sanggup bertahan dalam saat-saat yang penuh dengan keputusasaan dan lembaran hitam.

• Situasi kehidupan kita yang negatif justru merupakan unsur terpenting bagi kita untuk memenuhi panggilan takdir yang telah ditentukan. Kecuali kita memiliki daya tahan yang luar biasa untuk menjalani kepekatan malam, kita tidak akan dapat menyaksikan cahaya kemenangan fajar yang merekah.


7. Misteri Uang


• Huruf Cina untuk uang terdiri atas tiga simbol; simbol pertama adalah emas; dua lainnya melambangkan tombak. Huruf untuk kemiskinan juga terdiri atas tiga simbol; simbol tersebut melambangkan seseorang yang berdiri di dasar gua dan badannya membungkuk seakan dalam kesulitan besar. Huruf-huruf tersebut tidak hanya melambangkan uang atau kemiskinan tapi juga menyatakan sesuatu yang dalam dan indah tentang semua itu.

• Tombak pertama melambangkan perjuangan secara lahiriah untuk kelangsungan hidup. Siapa saja yang ingin mencapai tujuannya atau menuntut bagian dari kemakmuran dunia harus siap berjuang untuk mendapatkan uang.

• Tombak kedua menyatakan perjuangan batin. Sebelum seseorang mampu melawan dan memenangkan pertempuran secara lahiriah, ia harus terlebih dulu memenangkan pergumulan di dalam batinnya sendiri. Kemiskinan lebih menyerupai kondisi pikiran ketimbang kondisi lahiriah.

• Uang dan kekayaan diperoleh melalui hubungan dengan orang lain.

• Uang merasakan nilai diri Anda, Anda harus melakukan sesuatu yang cukup bernilai menurut perasaan Anda sendiri.

• Pada kenyataannya, banyak di antara kita yang masih terkungkung dalam impian untuk mendapatkan uang. Meraih kemakmuran tidak hanya tentang apakah kita mau berupaya untuk memperolehnya; akan tetapi yang lebih penting adalah; apa yang siap kita korbankan untuk kemudian ditukar dengan kekayaan.

• Uang adalah unsur kehidupan yang membangkitkan emosi manusia yang paling besar.

• Jalur menuju kekayaan bukan tentang mengejar uang demi kepentingan uang itu sendiri, namun untuk memahami sekaligus mengembangkan bakat terpendam dan kecenderungan sejak lahir kita.

• Kita masing-masing memiliki sentuhan kecermelangan. Setiap oang sanggup merampungkan sesuatu dengan caranya yang unik, yang tidak dimiliki orang lain. Berjuang untuk menemukan posisi yang cocok dalam pasar kerja dunia yang penuh ini merupakan kebahagiaan tersendiri dari upaya menaklukkan kehidupan kita.

• Dunia seperti piramida tumpukan manusia yang saling bergulat. Kita tidak punya pilihan lain kecuali ikut bergabung dengan perjuangan itu sendiri, tetapi kita masih bisa memilih di mana kita akan berjuang.

• Kita tidak perlu menjadi pengemis dalam memanjatkan doa kita demi kemakmuran materi. Kekayaan dari alam semesta ini diberikan secara cuma-cuma kepada mereka yang menuntutnya sebagai hak yang wajar sejak lahir.

• Manfaatkan sentuhan kekuatan dalam karya kita. Apa yang menjadikan seorang seniman, penari, pengacara, ataupun pengusaha bisa terkenal adalah kesanggupan mereka untuk menciptakan kembali kreatifitas Sang Pencipta dalam hasil karya mereka.

• Kesuksesan lahiriah akan menyertai tindakan dan sifat-sifat yang telah kita tanamkan sebagai akibat dari perasaan sukses kita yang merupakan kenyataan batiniah.

• Uang bukanlah bagian dari siapa diri kita. Kita tidak membawanya sejak lahir maupun saat masuk ke liang kubur. Nikmati saja uang kita, namun bersikaplah tidak peduli terhadapnya.


8. Tipu Muslihat Tanpa Kebohongan

• Sifat jahat tidak hadir dalam tipu muslihat itu sendiri, namun dalam pengguna dan kegunaannya.

• Manusia akan menanamkan waktu dan energinya pada siapa saja yang paling dapat menguntungkan dirinya, sekarang maupun di masa yang akan datang.

• Kita harus mengulurkan tangan kepada orang yang ambisius dan cakap demi keselamatan diri sendiri.

• Kunci untuk menjadikan diri kita penting adalah melayani sesama. Melalui pelayanan, kita akan meningkatkan nilai diri sendiri di mata orang lain.

• Baik pengusaha maupun penipu menerapkan keterampilan tipu muslihat dan menjadikan orang lain memahami manfaat yang diperoleh lewat kerja sama dengan mereka. Perbedaan antara si pengusaha dan penipu bukan terletak pada tindakan lahiriah mereka, namun lebih pada pengekspresian jiwa mereka.


9. Enam belas Sifat Mulia Dalam Bekerja


1. Bekerja: Ungkapan manusia yang paling disukai. Bila kita bekerja, maka kita akan memenuhi sebagian dari mimpi bumi yang paling disukai, yang ditugaskan kepada kita saat mimpi itu lahir.

2. Bantulah diri Kita sendiri dan orang lain.

3. Pekerjaan Kita adalah tempat di mana jiwa Kita akan berkembang. Melalui pekerjaan, kita akan bertemu dengan orang dan situasi atau kejadian yang mencerminkan kondisi dari jiwa kita.

4. Pekerjaan: Guru yang paling bijaksana. Maksud dari bekerja adalah belajar. Begitu Kita memahaminya, jerih payah itu telah berakhir. Bunga apel yang mekar akan menjadi buah. Jika itu terjadi, maka kelopaknya akan berguguran.

5. Pekerjaan tidak membutuhkan kita, tapi kitalah yang butuh pekerjaan.

6. Melalui pekerjaan, takdir pun terungkap. Tugas kita adalah menemukan pekerjaan, kemudian mengabdikan diri kita sepenuh hati.

7. Kehidupan berputar melalui tindakan. Pada hakikatnya, selama kita masih memiliki badan, Kita tidak akan mampu melarikan diri dari pekerjaan.

8. Anutlah kebijakan seorang petani. Saat bertanam dan menuai tidak dapat menunggu. Jika Kita cenderung menunda dan ketinggalan musim bertanam, Kita tidak akan memperoleh hasil apa-apa sepanjang tahun.

9. Menggunakan intuisi sebagai sarana bisnis. Intuisi adalah komoditas yang dianggap remeh oleh dunia Barat, namun justru orang yang berhasil menyelesaikan tugas yang luar biasa sangat mengandalkan kekuatan ini. Sederhana saja, intuisi yang dikembangkan dengan baik bisa menjadi komoditas yang bisa menghasilkan uang.

10. Bekerja di bawah Cahaya Rahmat Tuhan. Rahmat seperti sinar matahari. Cahayanya tidak akan membedakan siapa yang akan disinarinya.
Kreativitas bukan murni diperoleh dari upaya manusia semata-akan tetapi dari sebuah karunia yang diberikan kepada jiwa Kita-Rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

11. Temukanlah irama alami kita. Dengan imajinasi sari Sang Pencipta yang tidak terbatas, dunia ini tidak pernah berhenti menyuguhkan kepada kita keajaiban-keajaiban. Apa yang baik bagi seseorang belum tentu baik bagi yang lain.

12. Capailah garis pembatas Kita yang tidak terbatas. Tiang kayu cocok untuk pilar, jangan disalahgunakan untuk sumpit. Jika Kita sanggup, berhentilah merendahkan daya imajinasi Kita.

13. Tiga prinsip dalam bekerja: Tujuan, Kegigihan, dan Kesabaran.

14. Pekerjaan: Penuh doa dan perjuangan. Jika Kita berkorban dalam menjalankan tugas kita, Kita tidak perlu lagi melakukan hal yang lain. Dengan mengabdikan diri pada tugas, manusia akan memproleh kesempuranaan.

15. Harmoni antara Kehendak Tuhan dan Keinginan manusia. Menyelaraskan diri dengan Kehendak Tuhan Yang Maha Esa adalah faktor terpenting dalam mencapai sukses. Menemukan bagaimana cara untuk selalu selaras dengan Tuhan melalui meditasi adalah kewajiban tertinggi manusia.


10. Manfaat Berpura-pura Bodoh

• Menang dengan cara mengalah. Bila seseorang itu kuat dan tegar, justru ia harus pandai-pandai menyamar agar terlihat lemah dan tidak berdaya.

• Merupakan kenyataan hidup, tak peduli betapapun kuat atau tegarnya Kita, selalu saja ada yang lebih kuat dan lebih tegar dari Kita.

• Penting untuk menanamkan kepekaan guna menyadari kapan seharusnya Kita membalas dan kapan Kita harus mengalah.

• Lebih penting lagi, bagaimana cara memulihkan kembali tenaga Kita untuk mengatasi periode mengalah itu.

• Selama sikap mengalah itu dapat mencapai tujuan Kita, ia lebih efektif ketimbang membalas.

• Kita semua perlu belajar untuk memilih dalam pertemuan, kapan saat kita harus melawan dan kapan kita harus menerima kekalahan dengan anggun dan kemudian mengatasi penghinaan dari kekalahan itu.


11. Tumbuh Subur Di Antara Yang Curang Dan Tak Kenal Ampun

• Jika Kita tidak membela apa yang menjadi hak kita, takkan ada orang yang membelanya untuk kita.

• Manusia tumbuh subur dalam persaingan, dan aturan kompetisi menyatakan bahwa pemenang berhak memperoleh semuanya.

• Hanya yang kuat yang akan bertahan hidup.

• Mereka yang pada dasarnya curang dan tak kenal ampun akan selalu memanfaatkan orang lain yang bersikap manis dan dapat dipercaya. Di kerajaan satwa, singa selalu mengucilkan satwa liar yang sakit atau tak berdaya dari ribuan kelompok lainnya.

• Jagalah keuntungan besar maupun kecil.

• Bukan kata-kata atau tindakan kita yang bersifat keras atau lembut, namun semangat yang ada di balik tindakan dan kata-kata kita, yang menyuarakan kondisi batin kita.

• Bagi para praktisi pemula Mental Baja, Pantang Menyerah, penting sekali untuk menguasai kekuatan pasrah diri.

• Tindakan lahiriah kita mungkin terlihat pasrah dan tidak mengancam, namun secara batiniah kita jangan sampai kehilangan tujuan.

• Bila kita dapat memenangkan pertempuran dengan jalan memutar atau melingkar, mengapa harus berhadapan langsung?

• Jika kita tidak merasa perlu mempercayai seseorang, justru kita akan selalu percaya kepadanya.

• Semua hubungan bisnis diawali ketika beberapa orang menyatukan segenap upaya mereka untuk meraih tujuan yang paling menguntungkan.

• Informasi yang tampaknya tidak berbahaya mungkin saja kembali menghantui kita, dan kita akan menyadari bahwa posisi kita lemah.

• Jaga jarak yang pantas dengan para pencuri kedamaian dan perampok ketenteraman. Orang-orang semacam ini mampu “mengiris daging kita sedikit demi sedikit.”

• Rahasianya bukan meyakinkan orang lain tetapi memahami bagaimana seharusnya dunia ini mempolarisasikan konsepnya terhadap kita dan belajar bagaimana cara menggunakan kekuatan tersebut demi kepentingan kita.

• Mahatma Gandhi berkata, “Sebagian besar orang mengira bahwa anti kekerasan bukan perlawanan. Padahal, inti kekerasan adalah kekuatan yang paling dahsyat. Ia sanggup menaklukkan kekuatan dari kekerasan tersebut”

• Dalam dunia manusia, jika suatu bangsa menginginkan perdamaian, maka ia harus mempersenjatai dirinya sendiri. Tanpa pertahanan diri yang cukup, perdamaian itu takkan memiliki arti, hanya mimpi yang tidak pernah terwujud.

• Begitu pula, para pencinta takkan sanggup mencintai sesamanya kecuali mereka, pertama-tama, cukup merasa aman untuk mencintai diri mereka sendiri lebih dulu. Jika kehidupan Kita dipenuhi amarah dan kekalahan yang merusak, itu karena kita sendirilah yang membangun perangkap untuk ditipu, akan sulit sekali bagi kita untuk memiliki emosi yang positif terhadap orang lain.

• Melalui hubungan mereka dengan kita, orang telah menetapkan harapan-harapan yang tinggi dan tidak realistis tentang apa yang akan diperolehnya dari hubungannya dengan kita.

• Praktisi Mental Baja, Pantang Menyerah menyadari bahwa untuk bersikap tegar terhadap sesama, pertama-tama kita sendiri harus lebih dulu tegar terhadap diri sendiri dan belajar bagaimana cara mendisiplinkan jalan pikiran dan tindakan Kita.

• Apakah Kita sedang memasrahkan diri, sedang menderita atau senang, sedang bersantai atau berusaha keras, upayakanlah agar sasaran yang kita dambakan itu jangan pernah lepas dari pandangan.


12. Memanfaatkan Naluri Pembunuh

• Untuk dapat berhasil dalam hidup, Kita harus memiliki kemauan baja dan kegigihan untuk menyelesaikan tugas.

• Keberanian untuk merampungkan tugas dengan cepat dan mulus-itulah naluri pembunuh, akar dari Pantang Menyerah.

• Naluri Pembunuh dapat membantu seseorang menyelesaikan tugas besar dan bermanfaat bagi manusia, juga sanggup memotivasi orang untuk menghancurkan bumi.

• Pisau memang benda serba guna, tanpanya hidup ini tidak nyaman. Namun pisau juga senjata mematikan.

• Naluri pembunuh adalah segi lain dari Mental Baja, Pantang Menyerah. Ia telah menjamin kelangsungan hidup manusia melawan unsur bermusuhan dari alam dan sebaliknya, semenjak zaman batu.

• Jika kita masih berharap untuk memperbaiki sifat kita yang takut-takut, kita tidak boleh memalingkan muka terhadap sisi gelap kenyataan.

• Jika musuh-musuh kita bersekongkol untuk menerapkan naluri pembunuhnya kemudian menyudutkan kita, kita tidak dapat mengelakkan topik tersebut.

• Mereka yang memiliki naluri membunuh yang sempurna, menjadi komoditas yang dapat diperjualbelikan.

• Naluri pembunuh adalah suatu segi dari Mental Baja, Pantang Menyerah. Mental Baja, Pantang Menyerah tidak lebih dari sekedar niat bak tanpa kekuatan dan kesanggupan untuk bertindak.

• Naluri pembunuh adalah kekuatan yang akan menyetir kita untuk melakukan tindakan yang tepat, dan mengekang kita untuk tetap menapaki jalur dalam mencapai tujuan. Naluri pembunuh ini sudah terpatri dalam diri kita masing-masing sebagai bagian dari pengkodean genetik.


13. Kepemimpinan Mental Baja, Pantang Menyerah

Penyebab utama dari kehancuran berbagai organisasi adalah karena bercokolnya orang-orang seperti ini:

1. Orang yang gemar menciptakan kelompok atau menghasut mereka yang berpikiran sederhana supaya ia sendiri bisa memusatkan tujuan kelompok tadi guna membasmi mereka yang benar-benar cakap dalam bekerja.

2. Orang yang diperbudak oleh kebiasaan memboroskan uang.

3. Orang yang mengabdikan seluruh perhatiannya untuk mencari kesalahan-kesalahan orang lain, hingga merangsang perasaan tidak senang dalam kelompoknya, dan bermanfaat bagi tujuannya sendiri.

4. Orang yang hanya memfokuskan diri pada kerugian dan keuntungan pribadi, dan yang tindakannya hanya berdasarkan prinsip untuk menang, apa pun tebusannya.
Orang yang memiliki karakter seperti itu tergolong dengki, munafik, dan jahat. Jauhilah mereka.


Metode untuk mengenal karakter sejati seseorang


Hal yang paling sulit adalah mendeteksi sifat seseorang yang sebenarnya. Dari segi lahiriah seseorang boleh saja ramah, namun busuk di dalamnya. Yang lain sepertinya tulus, namun selalu menjauh. Ada yang cukup berani mengekspresikan diri, namun sesungguhnya penakut. Ada pula pekerja keras, namun tidak bisa dipercaya.
1. Berdebatlah dengannya untuk mengetahui pandangan hidupnya.
2. Tantang dia dengan kata-kata untuk mengamati perubahan kondisi batiniahnya.
3. Bahas berbagai strategi dengannya untuk mengetahui kearifannya.
4. Bukalah wawasannya ttg kesulitan & bahaya yg menghadang di depan untuk mengetahui keberaniannya.
5. Buatlah ia mabuk untuk mengetahui karakter yang sebenarnya.
6. Mintalah ia mengelola uang untuk mengetahui kebajikannya.
7. Berikan tugas kepadanya untuk mengetahui kecakapannya.

Dua Standar Kepimpinan Yang Baik

1. Pemimin yang baik tidak boleh sombong. Kesombongan akan menjadikan dirinya lupa bagaimana seharusnya ia bersikap. Karena tidak tahu bagaimana harus bersikap, ia akan kehilangan rasa hormat dari pasukannya, yang pada gilirannya akan menolak kepemimpinannya dan menyebabkan anak buahnya bubar.

2. Pemimipin yang baik tidak boleh kikir. Ini akan menyebabkan ia tidak memberi imbalan yang layak kepada mereka yang pantas menerimanya. Bila para prajurit tidak diberi imbalan sebagaimana layaknya, mereka tak akan mengabdikan diri sepenuhnya. Pada akhirnya, ini akan mengancam keamanan nasional (dalam zaman Cina kuno, mengubah kesetiaan dari satu bangsa ke bangsa lain sangat mudah dilakukan, seperti bertukar pekerjaan dalam era sekarang ini).

Pemimpin yang baik memiliki lahiriah dan batiniah, tidak kasar dalam bersikap. Ia supel, namun mampu membuat keputusan. Ia memahami prinsip : yang kecil ingin megalahkan yang besar, dan yang lemah ingin mengalahkan yang kuat.
Pemimpin yang baik sebaiknya tidak terlalu kuat ataupun terlalu lemah, Inilah kepemimpinan sejati.


14. Tebal Di Dalam, Keras Di Dalam

Tebal di dalam, Keras di dalam. Kita tak dapat meraih apa yang telah kita miliki.

Tujuh Tahap Pengungkapan Diri:


1. Hasrat untuk berbuat benar..
2. Kebingungan dan hal-hal negatif.
3. Perjuangan untuk menyerah.
4. Penerimaan terhadap kesempuranaan kita yang tidak sempurna.
5. Kemungkinan-kemungkinan baru.
6. Keselarasan Batiniah.
7. Sikap tak terpengaruh: sumber kekuatan magnetik.
Pada tahap ini, bagi dunia, Kita bak bunga teratai yang mekar di kolam berlumpur, tanpa tersentuh lumpurnya.

Tiga Kualitas Manusia :

1. Tamas: kelambanan, terhambat, kebodohan, didominasi ego.
2. Rajas: Aktivitas, perjuangan, dipengaruhi oleh ego.
3. Sattva: Perluasan, kenikmatan, pengetahuan, dan kebijakan atau kearifan.

Mempelajari Kebajikan dari empat kekuatan.


1. Saudara wanita Air: lembut, pasrah, rendah hati, dan kejam.
2. Saudara laki-laki Api: berguna, kuat, ganas, membinasakan, memurnikan.
3. Saudara laki-laki Angin: tak berwujud, kuat, ganas.
4. Ibu Bumi: memberi, berkorban, dan menopang.

• Ego yang menyerupai Tuhan. Satu-satunya jenis ego yang bernilai untuk direnungkan adalah jenis ego yang dimiliki oleh Sang Pencipta kita.

• Kerendahan hati yang menyerupai Sang Pencipta. Bila kita mampu mengusir jauh-jauh “ego kerdil” kita itu, kita pasti dapat membiarkan kehidupan kita terungkap dengan sendirinya.

• Sekalipun Timur dan Barat tidak sepakat mengenai teknologi dan definisi dari kata ego, keduanya sepakat mengenai pentingnya ego untuk mengembangkan kesadaran yang mendukung indra penghubung kita kepada Sang Pencipta dan membantu kita dalam upaya menanamkan indra yang kuat mengenai siapa sebenarnya diri kita dalam mencapai kebajikan tertiggi.

• Selama penelitian, tidak pernah terlihat keragaman, namun yang ada hanyalah kesatuan di antara ajaran-ajaran Timur dan Barat. Timur dan Barat boleh memiliki metafora dan lambang yang berbeda, namun perbedaannya hanya pada kemasan luar, bukan pada isinya.


15. Jalur Menuju Mental Baja, Pantang Menyerah


• Sang Pencipta kita tidak pernah sekalipun meninggalkan kita, para hambaNya, tanpa buku pedoman, kita saja yang tidak tahu di mana harus menemukan buku tersebut atau bagaimana cara membacanya. Buku pedoman misterius ini, ternyata bersemayam di dalam diri kita maupun di luar diri kita masing-masing.

• Segala sesuatu di dalam hidup, dimotivasi oleh hasrat kita untuk “merasa enak”, untuk merasakan hubungan dengan Sang Pencipta di dalam diri kita. Meski tindakan kita mungkin dipengaruhi oleh kebodohan ataupun kearifan, hingga memproduksi hasil yang positif maupun negatif, motivasi kita selalu mulia: hasrat tetap untuk membenamkan diri dalam kondisi hikmat dan membahagiakan.

• Manusia menceburkan diri mereka ke dalam masalah besar untuk meraih pengetahuan tentang dunia materi, namun ia tak pernah mencoba mencari tahu apa yang ada di dalam dirinya sendiri. Karena ia tidak menyadari kekuatan yang luar biasa, yang tersembunyi di dalam dirinya, ia mencari dukungan dari dunia luar.

• Tujuh Teknik Pemusatan Diri:


1. Praktikkan kehadiran Sang Pencipta.
2. Prana Yama, Seni Pernapasan. Bernapas erat kaitannya dengan ketenteraman pikiran. Jika kita bisa menguasai pikiran kita, kita akan menguasai dunia.
3. Memanggil musik batiniah.
4. Membuka kunci visi batin.
5. Merenungkan ruang terbuka nan luas.
6. Merasakan kenikmatan yang membahagiakan.
7. Mendapatkan kegembiraan melalui kenikmatan makan.
8. Kedua roda Mental Baja, Pantang Menyerah adalah pengetahuan dan pengalaman dari peristiwa-peristiwa rohani yang digabungkan dengan kesadaran akan pengetahuan praktis tentang kelangsungan hidup.


16. Bagaimana Piranha Memangsa Hiu

Berikut adalah sarana untuk para Praktisi Mental Baja, Pantang Menyerah yang diperlukan untuk meraih tujuan, yakni “Bagaimana Ikan Piranha Memangsa Ikan Hiu”, untuk melengkapi strategi praktis tambahan yang dapat diterapkan kepada dunia “yang besar memangsa yang kecil”.

• Rubah Memanfaatkan Kewibawaan Harimau.

1. Harimau melambangkan individu yang berkuasa dan berpengaruh.
2. Harimau melambangkan individu berkuasa yang bersedia membantu kita untuk maksud-maksud yang saling menguntungkan.
3. Harimau melambangkan organisasi atau perhimpunan yang berbagi visi dan sudut pandang dengan kita.
4. Harimau melambangkan koneksi politis kita.
5. Harimau melambangkan posisi atau jabatan kita.
6. Harimau juga melambangkan bakat atau hasil karya kita.
7. Dengan mengawini orang yang “benar”, kita pun dapat menjadi harimau. Inilah siasat tertua untuk meraih pengakuan dan kekuasaan seketika.

• Sebelum Memukul Anjing, Kenali Dulu Pemiliknya.

Jika Anda melihat seekor Anjing yang mencurigakan dan tampaknya tidak bersahabat, Anda akan mencopot sepatu atau mencari tongkat sebagai alat pemukul anjing itu agar lari menjauh. Namun, sebelum Anda melakukan hal itu, bertanyalah ke sekeliling dan perhatikan siapa pemiliknya. Karena tanpa mengenali siapa pemiliknya, itu bisa menjadi bumerang.

• Galang Kekuatan-Kekuatan Kecil.
Lipatgandakan kekuatan kita dari tunggal menjadi banyak. Seekor ikan piranha saja tak akan berdampak apa-apa, namun jika jumlahnya ratusan ikan piranha pasti akan dapat mengalahkan ikan hiu.

• Membonceng Menuju Sukses.

• Serang Titik Kelemahan Lawan.
Menurut karya Sun Tzu, Art of War, faktor penentu kemenangan yang paling penting adalah kenalilah diri kita sendiri dan kenalilah lawan kita.

Sejumlah strategi kuno Asia yang populer adalah :


1. Membuang Kayu Bakar dari bawah Panci.
Ketika kita tengah mendidihkan sepanci air, kekuatan air yang bergolak tersebut sulit ditenangkan. Daripada dikalahkan oleh hawa panas, mundurlah selangkah ke belakang dan carilah sumber kekuatan yang sebenarnya dari air tersebut; kayu bakar. Begitu sumbernya ditemukan, Kita dapat dengan mudah membuang kayu bakarnya dari bawah panci masak, dan air mendidih tadi akan diam dengan sendirinya. Ingatlah, apa yang tampak sebagai sumber tenaga seseorang, seringkali juga merupakan titik kelemahannya.

2. Perlihatkan Kekuatan Kita di Timur tetapi Seranglah dari Barat.
Begitu kita mengetahui bahwa basis pertahanan titik lemah lawan ada di sisi barat tembok kota, Kita harus memperlihatkan kekuatan kita di sisi timur tembok seakan bersiap-siap untuk menyerang secara terbuka, sembari melancarkan serangan rahasia dari barat.

• Kuasai Seni Menarik Diri.
Jika perusahaan kita masih kecil namun kita ingin menandingi yang besar, langkah pertama dalam membuat rencana sebelum kita mengajukan tantangan adalah di jalur mana kita akan lari.

• Laksanakan Dengan Efektif.
Jika perusahaan kita masih kecil tetapi sudah menghadapi persaingan yang bertubi-tubi, carilah jalan keluar untuk berupaya seminimal mungkin namun mampu meraih hasil dua kali lipat.

• Waspada Terhadap Yang Terkecil.
Sukses dalam kehidupan ini seringkali tercipta berkat tumpukan kemenangan kecil yang akhirnya menjadi kubu pertahanan yang kokoh. Dan kegagalan acapkali disebabkan oleh luputnya perhatian kita pada peristiwa-peristiwa yang tak berarti.

• Teori Baru Katak Melompat.
Jika Kita memiliki berlian berukuran besar dan sempurna dari segala segi, dan kita membawanya ke pasar, pasti argumentasi Kita untuk meyakinkan si tukang loak hanya akan sia-sia, meski berlian itu sudah ditawarkan dengan harga cuma lima dolar. Namun, bila kita menghindari tukang loak juga pemilik toko kecil dan langsung menemui penyalur berlian terkenal, pasti kita tidak perlu membuang-buang energi untuk meyakinkannya. Barang dagangan kita akan berbicara sendiri.
Jika kita sedang berhubungan dengan orang bodoh, jangan berusaha untuk meyakinkan apa pun kepada mereka. Daripada berbuat begitu, lebih baik kita melompat ke atas, raih dukungan dari orang yang sudah memiliki kuasa dan bersekutulah dengan mereka yang berkuasa dan bijak.

• Realita Yang Berubah.
Kadang kita mengukur realita kita yang sesungguhnya dengan pengalaman kita sendiri. Setelah pengalaman kita bertambah, otomatis realita kita pun berubah.

• Dari Korban Menjadi Pemenang.
Setiap orang tahu betapa pentingnya jangan sampai menjadi korban; sebab sebagai korban, Kita akan merasa tidak berdaya.
Setelah perjuangan kita yang tak mengenal lelah, tiba-tiba entah dari mana datangnya, secara misterius, konsep untuk tidak menjadi korban itu mengubah dirinya sendiri menjadi semacam pengakuan.

Para praktisi Mental Baja, Pantang Menyerah berupaya tanpa henti mengubah kondisi korban menjadi pemenang.
Read More..